selamat datang di csevenr_juztmine..... abadikan kisah dalam tarian pena menggores lembaran... mengukir diri dalam pahaman tuk temukan manusia diantara kita

Sabtu, 19 Juni 2010

sajak tuk pemuda gaza

walau gelap malam menjelma pekat gulit A
di bawah kolong langit terbaring jiwa dalam raga
para pemuda dan anak di gaza tetap terjaga
tertunduk penuh kekhusukan di hamparan zaha

mereka menyangka gaza adalah penjara massa L
menghantam raga warga sipil
meremukkan jiwa spritual
namun semua itu bual

mereka lah yang beba L
untuk dunia jiwa mereka obral
mengangkat tangan mereka yang terkepal
seakan hidup di dunia mereka kekal

liatlah di balik malam dengan pekatny A
berdiri tegar para pemuda gaza
bukan tuk sekedar membela tanahairnya
tapi tuk tunjjukkan beda monster dengan manusia

berjuang tak kenal lela H
tuk menghapus mereka wlau dengan mengalirkan darah
karena pada ajaran muhammad almustafa mereka patuh
hingga tentara langit datang membantu atas isin A L L A H

Jumat, 18 Juni 2010

rasa di ujung baitku

di berandamu ku diam terpak U
tak ingin mengusik kedamaianmu
menyaksikan canda tawa di pingiran danau
walau mungkin sekedar ilusi bayang semu

tak mampu melangkah kedepa N
kuberlalu ke arah datanganya angin
menyapu glora kerinduan
yang tak terganti hingga ujung kematian

hanya tanda di pipi dan jida T
mereka biasa menyebutnya jerawat
entah apa yang harus kuperbuat
tak kutemu penawar walau sedikit

gelora ini membara dirik U
rasa ini nyata tak mungkin kukeliru
kapankah hari pertemuan datang kasihku
hingga kita kembali padu

jiwa ini kian terbentu K
walau tak sesempurna kelopak
karena rindu kian mencabik
hingga nafas kian sesak

ku goreskan rasa in I
di lembaran tak bertepia N
hanya kau yang mewuju D
penawar segala ras A
leburkan segala resa H

dimana lagi kuharus bergera K
agar denganmu kubertem U

hartako indah 8:32 170610

sajak A - D - A

panggilan selalu ada
mungkin telinga sibuk dgn nada
hingga rintihan munajat tak menyapa
mungkin mata tertawan warna
hingga wajah tak teduh hanya topeng muka
mungkin bibir berbusa mantra
hingga manis kecupan tak terasa
mungkin kulit tertawan berlapis sutra
hingga rangkulan mesra tak kunjung tiba
mungkin hidung sibuk dengan lalu lintas udara
hingga nafas tak menjelma jiwa ilahia

coretan di kaki langit sebelum gelap terhapus terang

dosen bhz indonesiaku beriku nilai C
tak sama dengan teman sudut sana nilainya A
mungkin gara-gara suka liat cewek manis dikursi depa N
yang pasti bukan karena aku tampa N
karena ajakan ke mace waktu kuliah selalu kurespon "oke Y"

ketika terang kian merangkul pagi



mimpi belum begitu menggoda tuk memanggilku ke pembaringan
hingga seruan tuk menghadapMu menggema hingga keruangan
ku hanya duduk terdiam terhalang kegelapan
hingga terang kembali bergegas kumenghadap penuh kotoran

tuk menuju puncak kuberdiri dekat muntahan
tak juga melayang kurebahkan wajah kepalsuan
khayal kian liar tak terkendali kesadaran
rasa malu penuh kehinaan

hingga salam terlafadzkan
aku hanya sekedar melakukan gerakan
mungkin jauh dari sebuah perjalanan
mungkin tak pernah selangkah menuju keharibaan

kugemakan padaMU pujian
tapi mungkin intinya hanya pada permohonan setelah pujian
oh aku takut meminta, jangan" semakin tampak kemunafikan
semoga nafas ini berakhir di jalanan manusia pillihan

  07:12 180610 hartako indah

Rabu, 16 Juni 2010

kibaran benderamu di hatiku

Ku ingin bendera ini berkibar di hati ku
Dielus tarikan nafas illahi melalui nama mu
Ku ingin tertancap di kedalam kalbu ku
Walau mengerang menahan perih ku
Ku ingin menaruhmu ditiang tertinggi meraba langit
Dalam cengkraman kedua tanganku yang kecil
Ku ingin setiap manusia merasakan getaran kibaranmu
Hingga jiwa kan terbakar gloramu
Ku ingin setiap musuh melihat goyangan kibaranmu
Hingga nyali mereka tergoyah menatap panjimu
Tapi……
jiwa qw belumlah remaja,
palagi dewasa…. baginda…

Jangankan menahan tegakmu ,
berdiri pun jiwaku tak mampu

jiwa qw berlumpur,
penuh kotoran

baju tempur,
tak mampu kujadikan pakaian

kini ..,
ku merangkak ke depan istana
hanya berharap percikan kasihmu baginda
agar balita ini matang terbakar mendewasa
agar lumpur campur kotoran terbasuh air kaki baginda
menjadi debu di bawah tapak kaki mu
kemudian terbang di bawah angin tuk menanti cucu mu
tuk sekali lagi ditapaki
karena hanya dengan itu aku ini punya arti

Hartako indah 160610 07:01

geovani dos santos mencari cahaya


pada suatu malam, jejak iringan bintang mendampingi rembulan tertutup tebalnya awan yang berlapis. hingga tak sedikit pun jejak cahya tapaknya menyapu cemara yang termangun dalam buaian angin pengunungan ketika gerimis menyempurnakan irama orkes binatang malam. Nyanyian pemujaan binatang malam pada hakekat cahaya tersembunyi ditiup angin hingga menggetarkan selaput pendengarn dos santos yang terlelap disamping istri tercinta di bawah atap sebuah gubuk sederhana diantara jejeran gubuk yang tertata rapi mengikuti kontur lereng pegunungan alpen.
irama musiknya menuntun kesadaran dos santos kembali dari buaian taman mimpi ke raga duniawinya. perlahan kesadarannya kembali mengambil alih seluruh gerak badannya, walaupun kesadarannya belum kembali sepenuhnya, ia mencoba membuka matanya tuk lebih berinteraksi dengan dunia tempatnya berpijak. ia perlahan mengangkat tubuhnya tuk meninggalkan pembaringan dan sedapat mungkin tak ada suara yang dapat mengusik suasana yang cukup tenang malam itu agar istrinya yang menari di taman mimpi tak terusik atas ulahnya. Sejenak ia duduk di pojok tikar yang jadi alas pembaringannya, hanya tuk sekedar menanti kesadarannya kembali seluruhnya.
Ia menatap segala penjuru ruangan itu, namun tak ada yang dilihatnya kecuali pekatnya malam. Pintu, dinding dan atap gubuknya bahkan istrinya ia tak mampu bedakan, hanya gelap yang ia pahami. Kemudian ia mengusap rambutnya yang ikal sebahu kebelakang dan merabah kantong celananya. Ia mengeluarkan korek kayu dari sakunya dan sekali gesekan, percikannya menghasilkan cahaya  redup, namun redup cahaya itu membuatnya mengetahui arah letak lentera di sudut gubuk itu. Ia berjalan kearah lentera itu, dan memeindahkan nyala api padanya, hingga cahaya semakin terang menerangi gubuknya, namun masih tak mampu menghapus pekatnya malam. Ia berdiri disamping lentera itu agak sedikit berjarak dan menatap ke lentera sudut rumahnya yang memberinya penerangan hingga dari matanya yang menawan ia mampu mengenali lebih dunia ini.
Dalam diamnya, akal dan khayalnya berlari berkejaran melompat kesana kemari. Hingga lompatannya menapaki kesadaran betapa butuhnya ia kan cahaya untuk memahami dan bertindak yang benar, tapi ia juga sadar bahwa cahaya lentera itu tak mampu sepenuhnya melarutkan seluruh pekat malam. Namun di sisi lain jiwanya menyakini bahwa pasti ada sumber cahaya yang mampu melarutkan pekat ini hingga gelap malam mampu terhapus terang,  walaupun ia tak tahu dari mana sumber keyakinannya. Sejalan kemudian dalam ladang jiwanya tumbuh benih rasa ingin tahu yang tumbuh n mengakar begitu cepat hingga memaksa kesadarannya tuk menggerkkan keseluruhan dirinya tuk mencari sumber cahaya yang sebenarnya.
Ia pun menggunakan keahlian tekniksnya tuk mmbuat rangka lentera di ruangan itu tuk digunakannnya menapaki belantara di lereng pegunungan  tuk menemukan sumber cahaya. Sesaat setelah bangunan lentera itu yang kan membuatnya tetap menyala di luar walau diterpa angin. Ia kemudian bergegas meninggalkan gubuknya dengan bertelanjang kaki dan lentera di tangan kirinya dan tongkat di tangan kanannya, serta sebilah belati bergelantungan di samping pinggulnya.

Senin, 14 Juni 2010

manusia, si binatang yang hanya sedikit lebih gagah dari monyet

Manusia adalah sebangsa binatang, manusia memiliki banyak persamaan dengan binatang lainnya, dan pada saat yang sama memiliki ciri pembeda yang membuatnya lebih unggul. Ciri ini juga yang menjadi sumber apa yang disebut dgn budaya manusia, yaitu sikap dan kecendrungan.
Binatang pada umumnya mampu melihat dan mengenal dirinya dan dunia sekitarnya, berbekal dari pengetahuan ini binatang berupanya mendapatkan apa yang diinginkannya, dan karena manusia adalah binatang maka hal tersebut juga berlaku bagi manusia, namun pada manusia kualitas tersebut lebih dari binatang yang lainnya.

Senin, 07 Juni 2010

54 sama dgn +!


Lama ku tertidur dalam jaga ku
Hingga hadirmu
Menyapaku dalam diammu
Pesonamu memaksa mengakui ada Ia padaku
Ingin terlahir kembali
Dalam teriakan tangis sang bayi
Sekedar tuk sirnakan
Saat terpanah senyummu
Tersihir sinaran mata
Dan semua yang melukiskan mu
Karena kaulah kesempurnaan

Jumat, 04 Juni 2010

Selembar Undangan Ilahi

Selembar Undangan Ilahi
Engkau telah diundang untuk menemui
Sang Sahabat.
Tak seorang pun mampu menolak Undangan Ilahi.
Hanya dua pilihan tersisa
Untuk kita sekarang:
Kita penuhi undangan Tuhan
Bergegas untuk Menari,
Atau
Dibawa di atas usungan
Menuju Bangsal Nya.

Engkau tak perlu lagi berlaku gila
Kita sernua tahu kau begitu pintar memerankannya.
Sekarang beristirahatlah, sayangku,
Dari semua keria keras yang engkau lakukan
Membawa luka kepada jantung dan mata manismu.
Tajamkan matamu pada cermin gunung
Yang bening

terjagalah sesaat

Tidak perlu
Selamanya,
Sekarang.

Satu langkah di atas baju lembut Langit
Akanlah cukup.

Hafizh,
Terjagalah sesaat.
Hanya sesaat Cinta Sejati
Akan berlansung berhari-hari.

Istirahatkan rencana dan upayamu yang begitu banyak
Demi Mengenal-Nya,
Karena semua itu hanyalah kuncup-kuncup
Musim semi yang membeku
Jauh,
Begitu jauh dari Emas Ilahi Musim Panas.

Kesedihan Itu ~ Hafiz al-Shirazi

Aku beruntung dari cinta kesedihan itu, usah ditanya
Racun perpisahan buat ditelan, itu usah ditanya.

Dari rindu dalam menemukan debu di pintu rumah-Mu
Kumiliki mata menitis tangis, itu usah kau tanya.

Kenapa kau gigit bibir dan berkata: “Usah bicara!”
Sudah kugetap bibir delima ‘bgitu bercahaya, itu usah ditanya.

Di kamar kecil pengemisku, tanpa-Mu
kuderitai kesedihan dahsyat, itu usah ditanya.

Bagai orang asing, Hafiz di sepanjang jalan cinta
Aku tiba di tahap baru, namun itu usah ditanya.

Hafiz al-Shirazi, Tongue of Hidden 1988:60
Terjemahan: Dato Dr Ahmad Kamal Abdullah (Kemala)

rembulan hadir di cerahnya pagi

di awaL pagi y ceraH, aku Lelah meNapagi ujung maLam tNpa araH.
kesadaranku memMakza ku membiarkannya pergi ke aLam eNtah bereNtah,
namun sebLum sLuruH kesadaraN ku beraNjak, seraut wajah y meNyejukkan
meLukiskan peLagi dimata qw y sayu. meLebihi kesejukan y di dapatkan bumi
ketika dedaunan menghijau di gariz katulistiwa negeri terciNta ketika
mentari membasuhnya dgn siraman chya surga. betapa beRuntungx mata ini
ketika ujung pandangannya terbatasi oleh raut wajahx.muNgkin ku taKkan
di surganya tuhan d hari kemudian, tp aku ttp kan bersyukur pada_Nya
kaReNa Ia tLh mngenaLkan DIRINYA meLaLUi ciptaNx y mnyadarkn aq ada
sZuatu y sprti itu di baLik didiNg ini, daN muNgkin ia tLh mngtahui aq
tak pantas mNdapatkannya hingga dngan Maha pngasihNya IA beri aku
ksmpataN merazakanNya di dunia y peNuh diNding pemisah ini.tp betapapun
pNgetahuan_Nya adaLh sebuah kNizcyaaN tak tereLakkan, itu tak kan
menghentikan langkah ku u/ meraihnya walau mungkin setiap satu langkah
ke depan aku akan terjatuh ribuan langkah ke belKng.

Kamis, 03 Juni 2010

warna yang kau usik

ada hamparan sawah HIJAU
disLimuti HITAMx pekat maLam

ia tumbuh dgN siraman chya dari BULAN SABIT yang kian menyempurna
bersama BINTANG ditengahx
yang kan terlikupi kLa ia purNama

ada pa dgn HIJAUq di HITAMnya maLam

padahL HIJAUku karena chya dari biNtang y dilikupi BULAN SABIT

apa sLh ketika ku Terjaga mNanti mNtari pg

kLu ya.... beri aku alasan
bak manusia
bukan seperti bocah tak berbaju
klu tidak ...
biarkn ku menatap mNtari
menengada bermahkota tiga sudut
sebagai perisai warna ku
dan tak perlu kau usik

coppo tilLe

Pernah kah kau merasakan nikmatnya buaian keriunduan dibalik jutaan harapan penantian dalam kesendirian berselimut sepi.???
Kemarin ruang dan waktu membawaku menjadi saksi merealitasnya Keindahan dalam wujudnya diantara ribuan yang tersembunyi. Sekitar pukul 09.00 ragaku berdiri padanya dibawah kabut yang menghantarkan sinar mentari mengelusnya dan hembusan angin pagi yang lembut membuatnya terjaga dari mimpi semalam. Ia tersenyum ramah penuh pesonasaat menyadari kehadiranku.
“Selamat datang di tempatku” katanya pada jiwaku. Aku serasa di sebuah taman surga dan aku hanya tersenyum tanpa mampu lisankan dalam bahasa.
“Telah kunanti kalian sejak beberapa saudaramu berkunjung dan menyampaikan hajatannya tuk kan kembali berkunjung sekeluarga. Akankah penantian itu kalian jadikan kenyataan?” lanjutnya saat melihatku hanya terdiam.

untuk mu yang mencari rembuln sprtiq

tak PerNah Ku Liat mLm taNpa PurNama 
kata org Ia mMpzoNa, htiqpuN tak mNolaKnya
ia telah meMpezona sLuruH dunia
saat MNari diglpx mLm

bebaz dr ktrpzoNaaNq, q trzadar ia pun tak sempuRna
ia jauh dariq dan bukN hx untukq... itulH kekuraNgan RembulN dmataq
ku mLmparx agar ia trjaTuH dLm rNgkuLNq
bukN untuKq sehingga ia kulempari tapi agar ia mNyempurna

peLuh membazaHi tuBuHq n ia jangankan terjatuh.. kN lemparaNqpuN tak prNh....

akhirx qtrzadar, dit4 jauh sanaLh sepaNtazx ia brada
maka kulepazkN mataq agar tak ada lg y mLht kKuraNgaNx
dan dunia pun gelap... jauh lebih glp ktika tak setetez pun cahaya
daN akhirnya rembuLn hadir dLm diriq dlm purnamax... jauh lbh dkt dari driq sNdiri
jauH lbH nyata dari kNyatan tu sNdri

ia MnuntuNku kesiNggahsana  perjaMuaN......
t4 y bukn t4
 dmn kau kn slalu trpezona
pd dirimu sNdri
coz sesungguhnya rembulan pun adLh diri Mu
singgah sana perjamuan pun adalah diri Mu 

wajahMu sadarkanku

Aku meNgenaL mu seteLah meLihat wjH mu
Kmudian mNcoba meNmpatkN mu di t4 terdekat
hiNgga berlalu masa…………

entah diriku y melebur kediriaN mu
atau kau y meNiada dlm ke aKuaNq
aku tak paham coz tak adlagi y lain
hingga telapak tanggan, dahi, lutut, hinnga ujung ibu jari
menjadi wajah y satu
satu dalam kerendahan duNia………

kemudian dalam penyatuan
wajah keagungaN mU mNghampiri
meNggiLa ku dalam pesoNa bias sinar lautan caHya mU
tak ada jejaK mU
ku tersesat ditengah jalaN lurus mU
hingga
wajah alim mU memberi arti ke-alama-nQ
mNuntun k lautan cahya tak bertepi

memberi seteguK air cahya dari samudra cahya mU
membasuh wajH k ujung pengLihtn kakiq
ku tersadR…………………
TAK ADA PENYATUAN DLM KETUNGGALAN
TAK DA KEBERGANDAAN DLM KSEDERHNAN
TAK ADA SELAIN…………… 

kesaKsian saNg peLanjut

duhai yang terpilih tuk menjaga
salam duka ku untuk mu
salam gembira tuk mu dari ku

duhai ayah pemberani
darah mu y ada di rahim suci
tak sempat melihat gelapnya sahara di kala menyangga mentari

rahim putri sang mesia
meneteskan darah suci
terkoyak kerasnya hati pengecut

hati yang tak kala dekat engkau dari ilmu
hanya hina ia gunakan

wahai pemuda yang sekiranya tidak ada engkau
putri penghulu surga takkan bersanding
dan takkan pula ada silsilah junjungan

siapa y pernah membuatmu berlari dari perang
ada pula kh y mengenal hakekat stelah junjungan kecuali engkau
ada kh y mampu merangkai untaian hingga keindahan dan hakekat menyatu

tapi mengapa darah mu membasuh bumi
di altar keagungan menetes
dari jejak sebila belati
y digenggam seorg y tak memahami kebodohannya

engkau telah melakoni perpisahan ini dengan kesaksian
jalan perpisahan paling didambakan bagi manusia
merah darah mu nampak seperti darah lain
tapi darah mu menembar wangi surgawi terdalam

Rabu, 02 Juni 2010

jika ku bisa mNdeNgarkn jawab_Mu

jika ku bisa mNdeNgarkn jawab_Mu
ku ingiN bertanya dr resoNansi getaraN qaLbu....

paKh ikhtiar qw tLh mmNuhi qadar tertetapknnya qada' mu?

pakh dLembaraN tertiNggi tLah terukuir piLihan bebas ku mNUju kejeLasan iLmu_MU?

ataukH haNya tertulis pada lembaran y lbh rendah hingga peNghapusan_Mu masih ada?

pakh esoK adaLh hari yaNg ia n aku NantikN sbgi realitas potensial y kan mNcapai titk aktuaLnya?

adakH kau izinkaN ku meNatap_Mu meLalui wajahnya d aLam y lebih haLus?

jika ENGKAU izinkan ku mNdekat
kaN kubisikkan pertaNyaan di teliNganya

AdakaH esok adLh hari y masiH mmiLiki arti y sama bg mu sbgmn kmrN saat seNyummu masih meNyejukkan indra peNglihatan materiaL ku?

iya.... maka hadirLah dLm eksistensi y lbh kuat dari hari ini, 

fiksi di 8thn reformasi negeriku

Cukup sudah delapan tahun indonesia mengarungi halaman baru dalam sejarah panjangnya.
Hari tadi, Sejumlah orang yang mendeklarasikan dirinya anak kiri kembali turun ke jalan teriakkan kebebasan, keadilan dan kemanusiaan, tapi aku tidak ikut dalam barisan itu.Ada segudang masalah di kepalaku yang menguras energi yang tersissa di tulang iga ku, alasan ku tidak turun bareng.
Segudang masalah? Oh iya mungkin segudang masalah? Atau sesuatu yang dipermasalahkan? Aku tidak tahu pastinya, karena tidak ada kepastian di tangan manusia kecuali sadarnya ia akan ketiadaannya.
Aku pernah mencarimu pada lembaran-lembaran yang tebal
Ku pun pernah menggusap debu dengan wajahku
Ku pernah mengulang teradisi moyang ku walau itu bukan di gelapnya alam
Kemudian kuturun dijalan untuk mencarimu diselah kerisis yang ada
ku bergetar ketika mata mampu untuk menggariskan batasan pandangannya pada angkasa yang jauh
namun di jalan pun jejak kakimu tak nampak
ku takut peristiwa 8 tahun di negeri yang edan ini berlaku pada mu
atau tragedi yang lebih sadis
hingga rasa binatang yang menyesakkan dada ini teriris hingga ku teriakkan kemanusiaan agar mereka pun terluka bersamaku
kan ku biarkan mereka terbakar dan kan ku tinggalkan mereka di garis depan
begitu mudah wajahku menipu mereka
begitu merasa beningnya hati mereka sehingga terang dan gelap tak mampu ia bedakan intesitas cahyanya
kini aku di belakang mereka asik menikmati suguhan yang telah ku rekayasa
suara tembakan terdegar oleh ku dan sejalan kemudian pekik kesakitan terdengar diselah riuhnya teriakan amarah yang buta
dan aku….

bisikan jiwa

salam untuk jiwa mu
melalui roh kudus bunda zahra
pekat malam tak letih
membuai bumi dalam rangkulnya
selimuti keburukan tak terbilang

salam pada mu
duhai api keindahan
bakar aku dengan bara cinta mu
hingga karang ku mewujud debu
jelmaan kilauan ketiadaan

duhai angin kelembutan
aku sekarang debu
bukan debu suci altar pemujaan
bukan debu cawan pemabuk cinta
hanya debu dari kayu tua belantara terbakar cinta

terbangkan aq dengan tangan lembut mu
hingga debu qw tenggelam dlm awan putih
tersucikan dalam sejuk awan

awan kan menghitam
hujani pelataran bumi
membawa debu ke tempat mestinya
di hamparan liat berlumpur

menumpu jejak para pejalan
menuju rumah kekasih

rinduku berkisah

lama tak bersua
tak mengaburkan engkau sllu dekat dalam kejauhanmu
walau pena kan pupus
samudra tinta mengering
tumpukan lembaran merabah langit ke7
kisahku tentang mu tak kan habis
takkan usang
walau sebenarnya
aq hanya ingin menceritakan pada diri
bahwa engkau y pernah mempesona
dan kan selalu mempesona adalah aku
dan aq y pernah terpesona dan kan selamanya terpesona adlh engkau

engkau adalah aq
aq adlh engkau
sampai aq ku menghilang
engkau mu meniada
saat itu dia dipersaksikan
hanya dia
dia bukanlah dialektika dari kita berdua
tp dia adalah aq engkau dn segalanya

bagi yang terhenti dalam perjalannya


ada org berjalan mNuju suatu tujuaN
jlnx jauh melelahkan namun mempezona
tujuaN blum terlihat bekL pun mNipiz
ia terhenti kelelahan di perjalanan
di t4 yang indah n mpzona
 sejenak ia berpikir
"""beKL uda hmpr hbz, jaLn msh jauH, tempT ini sempurna.......
 aq klelahan..... trus apa salahx klu ku brmukim zj dsNi """"
ia pun mmbuat rumah y megah dit4 yang indah dan menetap disana

suatu hr dngan segala ksmpurnaan ia dapatkn dt4 itu
ia mearza ttp kkurangan.....
ia pun jd murung, seolah semua kecukupan disekitarnya tidaklah cukup
sampai pd suatu mlm