pintu itu tak pernah terkunci,
hanya ruangan yang inginmu tlah terisi
dingin terasa di sarafmu menatap penuh harap
seakan seluruh ruangan mengendap
bukan ingin abaikan hadirmu di depan pintu
hanya penghuni mabuk oleh jejak aroma itu
mungkin ada celah spasi ruangan ntukmu
hanya ruangan itu takkan terpenuhi wangimu
kini kaulah yang memilih langkahmu
selangkah lagi kedepan kau kan berada pada ruang itu
tapi mungkin pundakmu kan memikul derita pilu
atau irisan keabadian berpadu
atau berbalik arah dan berlalu
mencari kerajan dimana kaulah permaisuri
menari dalam ketunggalan pesonamu
sendiri menjelma pusat gravitasi
kaulah yang memilih
maka ayungkan langkah
karena terkadang senyum menyembuyikan derita
karena terkadang air mata menjelaskan bahagia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar